Anak JUJUR



Di suatu kota BESAR RAYA..... hidup sebuah keluarga yang rukun dan damai. Keluarga yang dibangun oleh “Phakkar” dengan “Ghobyrni” memang cukup berhasil dari sudut pandan masyarakat sekitar maupun keluarga mereka. Phakkar menjadi seorang pejabat penting di kota BESAR RAYA, negeri Antahbrantah. Sudah barang tentu, mereka serba kecukupan.
Keluarga tersebut memiliki 2 (dua) orang anak, yang terdiri atas 1 (satu) putra dan 1(satu) putri.  Putra bernama “Boejurmandho” dan yang putri bernama “Symbeynhi”.
Sebagai keluarga yang maju secara finansial, “Boejurmandho” dan “Symbeynhi” dirawat, dibesarkan dan disekolahkan dengan fasilitas yang memadai dan serba ada. Mereka disiapkan semua fasilitas untuk pendidikan, untuk kebutuhan maupun liburan .....semua ada dan serba mewah.
Setelah selesai pendidikan SMA, “Boejurmandho” melanjutkan pendidikannya ke Fakultas Ekonomi di universitas terkemuka di kota mereka. Dia kuliah dengan baik, dan rajin.....termasuk mahasiswa terpintar di jurusannya.....di universitas tersebut. Demikian berlangsung kehidupan mereka aman dan damai, dan semua perkuliahan Boejurmandho berjalan dengan baik.
Suatu hari...... setelah liburan pada semester yang ke V (lima), Boejurmandho mandapat tugas untuk perhitungan asset keluarga . Lalu ia mau meneliti keuangan keluarganya, dan ia mulai dari sang kakek “Phorman” dan neneknya “ Phokkutnyi” yang hidup dan tinggal di desa.
Singkat cerita, Boejurmandho memulai penelitiannya dan memulai wawancara dengan kakeknya sbb:
Boejurmandho : Bagaimana Kakek dulu membangunkeluarga kita, hingga dapat sepeti skrg ini?
Phorman : “ Saya mulai dari lajang, diberi orang tua saya sawah 10 rante, dan ladang 5 rante. Setelah berkeluarga 3 tahun, dengan hasil panen dari ladang dan sawah, saya membeli lahan keluarga yang lain yang akan pindah ke kota.....sawah menjadi 3 ha, dan ladang menjadi 5 ha. Saya dan nenek mu, hidup hemat, sampai-sampai pada masa itu, saya dan nenek mu makan hanya 2 kali sehari, tanpa lauk.... agar dapat membiayai pengsahaan kebun dan sawah kita. Di ladang itu kami tanam cengkeh 3ha, dan kopi 2 ha. Sementara sawah itu 1ha ditanami padi dan 2 ha menjadi kolam ikan. Pada tahun ke 4, lahirlah bapak mu....tentu nenek mu tak bisa lagi bantu kakek ke sawah ataupun ke ladang. Nenek mu mengurusi anak-anak.... maka dengan modal mengutang, kakek memberanikan diri untuk menambah 4 orang pembatu kakek dengan gaji bulanan. Tahun ke 6, perputarannya sulit sekali..... kopi masih mulai berbunga....cengkeh belum, namun biaya upah 4 tenaga kerja harus di bayar. Kakek coba yakinkan orang tua kekek, agar mau memberi modal tambahan....lalu demikian berjalan hingga tahun ke 8.....semua sudah mulai memasuki fase “Break Even point” (BEP)....... mulailah aku lega, dan bapak mu mulai sekolah. Semasa SD, dan SMP.....bapak dan bibimu.... kakek bisa menabung dan beli truk untuk kebun kita. Tapi setelah SMA, bapak dan bibimu, sekolah di kota. Hasil kebun cengkeh semuanya untuk bapak mu dan hasil kebun kopi semuanya untuk bibi mu. Hasil sawah lah yang menjadi biaya kami di kampung ini. Demikian ceritanya nak Boejurmandho.
Boejurmandho : Jadi.....jelas ya kek, dana bapak dari sini.... dan dana bibi dari sana,,... sisanya di tabungg dan biaya kakek dan nenek di kampung.
Phorman : Ya....betul sekali, nanti coba kamu kalkulasi.....dan kamu bisa dapat jawaban semua harta kakek ini.....
Dengan melakukan perhitungan dengan bermodalkan pengetahuan dari kampus.....Boejurmandho... menyimpulkan.....harta Kakek dan Nenek.....sumber dan pemasukan, pengeluaran .....REAL.
Setelah selesai....Boejurmandho kembali ke rumah mereka dan ingin membandingkan dengan penghasilan dan harta bapaknya yaitu keluarga : “Phakkar” dengan “Ghobyrni”.

Boejurmandho : Pak.....saya melakukan penelitian.  ......dst.
Phakkar        : baik.... data apa yang dibutuhkan?
Boejurmandho : Bagaimana tentang pemasukan dan penegluaran keluarga kita?
Phakkar        : Gaji dan tunjangan bapak ada masuk rekening...... kamu kan tau itu?
Boejurmandho : ya Pak.... kalau hanya itu... biaya hidup dan kebutuhan kita saja tak cukup. Lalu bagaimana kita bisa memiliki asset seperti ini?
Phakkar : bapak kan punya uang masuk.....tambahan.
Boejurmandho : Uang masuk iti dari mana Pak? Berapa besarnya?
Phakkar : Kamu ini bukan KPK, atau BPK....stop tugas mu itu. Dan itu bukan urusan mu.
Boejurmandho : pak...aku hanya mau menggunakan pengetahuan dan menyelesaikan tugas saya. Bantu aku dong Pak..... kalau kakek...sudah jelas dan REAL hasil dan sumbernya.
Phakkar : Stop itu.....aku gak akan ingat itu semua dan tak ada gunanya kau tau itu.
Boejurmandho :........?????
Phakkar :  tidak ada gunanya kamu bahas itu.
Boejurmandho : koq kakek bisa......bapak koq gak bisa?
Ghobyrni : sudah lah.....jangan melawan bapak mu.....kamu kuliah saja...sudah lah ya...
Symbeynhi : abang koq gitu? Inilah rusaknya jika berhubungan dengan orang kampung, otaknya kampungan,
Boejurmandho : Oke..sudah lah. Lebih baik aku sama kakek aja.....real dan nyata. Aku tdk sanggup hidup tak jelas seperti ini. Permisi.....

Akhirnya.....Beojurmandho meninggalkan kuliahnya dan hidup bersama kakek dan neneknya di kampung untuk mengurusi kebun dan sawah kakeknya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reaksi Tumpuan akibat beban terbagi rata.

Analisa Struktur Pada Balok Statis Tertentu Dengan SAP 2000

G U R U