Gembala Baik yang Dipersalahkan


Kampung Dayok Mirah terkenal dengan produksi ayam, maupun telor ayamnya. Di kampung ini, masyarakat memeliharanya secara bersama-sama. Bahkan kandang ayam nya pun mereka bangun bersama, ayam-ayam itu digembalakan oleh se orang yang sudah dipercayai oleh kampung untuk mengelolanya, lalu dilaporkan tiap minggu hasil nya.   
Dari ribuan ayam yang ada, sulit bagi penduduk mengawasi secara real untuk kejujuran para gembala ayam, namun dampaknya dapat dirasakan oleh semua masyarakat. Ibarat orang buang “angin” pada suatu rapat..... setiap insan yang hadir memperoleh  bagian yang sama yaitu “bau busuk” yang ada, namun susah dibuktikan secara nyata. Namun secara naluri...... semua peserta rapat sudah mengetahui.......ada yang buang “angin busuk”.
Dampak dari penurunan produksi ayam dan telur ayam ini, mulailah dirasakan oleh masyarakat pemilik ayam, sehingga pada suatu hari, terjadilah sebuah kesepakatan yang diputuskan melalui mekanisme rapat yang transparan dan jujur. Terpilihlah Bujurniin sebagai gembala untuk menggebalakan ayam milik mereka yang jumlahnya ribuan.  Karena jumlah ayam yang ada di kampung itu begitu banyak, maka dibutuhkan lah seorang gembala yang jujur untuk mengelolanya dengan baik. Ternyata, dari latar belakang dan gambaran kehidupan sehari-hari........Bujurniin menjadi satu-satunya pilihan di kampung itu. Itulah yang menyebabkan Bujurniin terpilih secara aklamasi dalam rapat kampung.
Pada suatu sore, Bujurniin mulai melakukan kerja dan amanah yang di berikan kepadanya, ia mulai memasukkan ayam ke kandang , namun ia susah payah melakukan kerja ini..... karena ayam memang sulit dimasukkan ke kandangnya. Pada pagi harinya........ayam dan telurnya berkurang makin banyak dari sebelumnya.  Demikian berlangsung setiap hari, minggu.... bahkan bulan.  Lalu, masyarakat mulai menyangsikan kejujuran Bujurniin, dan bahkan ia dituduh melakukan sesuatu yang tidak benar, namun Bujurniin terus bekerja dengan baik.
Pada suatu sore, ketika hendak memasukkan ayam ke kandangnya...... bukannya ayam masuk kandang, yang biasanya jinak, ayam menjadi liar...... lalu ayam lari ke hutan dan terbang.
Dengan situasi demikian, ia mengundang masyarakat sebagai pemilik....lalu menyaksikan apa yang terjadi di kandang ayam tersebut, ternyata.....ada “tappulak” yang bersarang di sana. Lalu, Bujurniin mengambil tombak untuk memburunya.... lalu beberapa penduduk melarang, biarkan dia hidup. Secara agama, bukan hak kita untuk mencabut nyawanya.......
Lalu, Bujurniin mengundurkan diri, karena dia tidak mampu mengatasinya..... karena pastilah ayam akan selalu berkurang, karena masing-masing kandang sudah berisi “tappulak” yang siap memangsa ayam yang sedang tidur. Lalu ada yang aneh, jelas tappulak pemangsa ayam, lalu mengapa ada yang melarang mengusir atau menbunuhnya? Lalu Bujurniin mengamati mereka yang melarang untuk membunuh “tappulak” tersebut dengan alasan “jangan menghakimi” atau “ prasangka negatif” ..... ternyata.....setiap pagi mereka memperoleh untung dari sana, karena “tappulak” makan ayam tersebut di atas rumahnya. Lalu sisa-sisa “tappulak” itu memberikan manfaat yang lebih menguntungkan baginya dibandingkan ketika “tappulak” tidak ada.  Namun....apalah daya Bujurniin yang hanya sendiri, dia tetap dipersalahkan masyarakat kampung “Dayok Mirah”.... karena mereka tidak mau mengamati dan tidak mau peduli dengan berkurangnya ayam tersebut. Bahkan ada diantara mereka yang ikut makan gratis di rumah para penikmat ayam sisa tappulak, dan mengatakan....” perbuatan yang perlu....bukan omongan” ....lalu Bujurniin diusir dari kampung “Dayok Mirah”.

Komentar

  1. What is the real meaning of tappulak in this story?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Thank you for your response, Tampulak is a tiger root of chicken predators, lives by stealing chickens, but only eats the heart and heart of its prey. The rest is just left. In Simalungun, this animal is called Tampulak. For the real understanding, for me as a Sialungun tribe it is very difficult to say ... please translate it according to your experience by learning about Tampulak with the Shepherd. Again, I apologize. God bless us

      Hapus
  2. sorry, who are you really? why do you use unknow? I don't know who I am actually communicating with, if you wish I want to know who you are.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Reaksi Tumpuan akibat beban terbagi rata.

Analisa Struktur Pada Balok Statis Tertentu Dengan SAP 2000

G U R U