Reaksi Tumpuan akibat beban terpusat.
Bahan Ajar 1
Sarmulia Sinaga,ST.,MT.
Widyaiswara Ahli Madya
PPPPTK Bidang Bangunan dan Listrik Medan
I.
Reaksi Tumpuan akibat beban terpusat.
1.1. Reaksi
Tumpuan akibat 1 beban terpusat.
Banyak hal yang terjadi
pada konstruksi kita yang diidealisasikan menjadi sebuah balok. Walaupun secara
konsep hal ini harus menggunakan anggapan dan asumsi dalam perhitungan untuk
menyederhanakannya. Dalam penyederhanaan ini, kita harus memahami dan
menyepakati beberapa lambing dan symbol yang digunakan. Setelah diidealisasikan,
diperoleh sebuah balok sederhana dengan panjang bentangan L seperti
diperlihatkan pada gambar 1.1 di bawah ini
Gambar 1.1 Reaksi Tumpuan pada
balok sederhana yang dibebani dengan beban terpusat P
Untuk memulai perhitungan,
kita melihat tumpuan pada ke dua perletakan yang dianggap sebagai Sendi (A) dan
Rol (B).Perlu dipahami bahwa sendi dan rol tidak dapat memikul momen.
Perletakan sendi dapat memikul dua gaya yang terjadi, yaitu gaya vertikal dan
horizontal sementara pada perletakan rol
hanya dapat memikul gaya vertical saja. Oleh sebab itu, untuk menghitung reaksi
yang terjadi kita mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk B adalah
Nol, maka :
∑MB = 0
Lankah berikutnya adalah : semua gaya yang bekerja pada balok dimomenkan
ke perletakan B harus Nol, (kita sepakati arah putaran searah jarum jam) maka :
Atau, dapat juga sebaliknya, untuk menghitung reaksi
yang terjadi kita mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk A adalah
Nol, (kita sepakati arah putaran searah jarum jam) maka :
∑MA = 0
Lankah berikutnya adalah : semua gaya yang bekerja pada balok dimomenkan
ke perletakan A harus Nol.
-RA . L + P . a = 0
RA = PA/L
RA = PA/L
Dimana :
RA =
Reaksi Perletakan di titik A
RB =
Reaksi Perletakan di titik B
a = Jarak beban terpusat dari perletakan A
P = Beban terpusat
L = Panjang bentangan
1.2.Reaksi Tumpuan akibat beban terpusat majemuk.
Banyak hal yang terjadi pada konstruksi kita yang
diidealisasikan menjadi sebuah balok seperti materi ini, misalnya ; Balok
dengan balok anaknya pada plat, kendaraan yang melintas di atas jalan atau
jembatan dan setarusnya . Walaupun secara konsep hal ini harus menggunakan
anggapan dan asumsi dalam perhitungan untuk menyederhanakannya.
Untuk memulai perhitungan, kita melihat tumpuan pada
ke dua perletakan yang dianggap sebagai Sendi (A) dan Rol (B).Perlu dipahami
bahwa sendi dan rol tidak dapat memikul momen. Perletakan sendi dapat memikul
dua gaya yang terjadi, yaitu gaya vertikal dan horizontal sementara pada
perletakan rol hanya dapat memikul gaya
vertical saja. Oleh sebab itu, untuk menghitung reaksi yang terjadi kita mulai
bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk B adalah Nol, maka :
∑MB = 0
Lankah berikutnya adalah : semua gaya yang bekerja
pada balok dimomenkan ke perletakan B harus Nol, (kita sepakati arah putaran
searah jarum jam) maka :
Atau, dapat juga sebaliknya, untuk menghitung reaksi
yang terjadi kita mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk A adalah
Nol, (kita sepakati arah putaran searah jarum jam) maka :
Dimana :
RA = Reaksi Perletakan di titik A
RB =
Reaksi Perletakan di titik B
a =
Jarak beban terpusat P1 dari perletakan A
b =
Jarak beban terpusat P2 dari perletakan A
P1, P2 = Beban terpusat
L = Panjang bentangan
Perhitungan dapat dikontrol untuk memastikan hasil
perhitungan reaksi pada tumpuan sudah benar
dengan cara memperhitungkan reseltan gaya vertical harus nol, maka :
1.3.
Reaksi Tumpuan akibat
beban terpusat majemuk dengan sudut tertentu.
Pada kasus ini secara prinsip perhitungan sama saja
dengan kasus di atas, hanya saja kita
perlu memproyeksikan gaya yang bekerja menjadi gaya vertical dan horizontal. Untuk
lebih memahami, mari kita amati gambar 1.3 berikut ini:
Proses penyelesaian kasus ini tidak berbeda dengan dua kasus di atas, dengan syarat kita harus memproyeksikan gaya – gaya yang membentuk sudut menjadi gaya vertical dan gaya horizontal. Untuk melakukan perhitungan, kita melihat tumpuan pada ke dua perletakan yang dianggap sebagai Sendi (A) dan Rol (B). Perlu dipahami bahwa sendi dan rol tidak dapat memikul momen. Perletakan sendi dapat memikul dua gaya yang terjadi, yaitu gaya vertikal dan horizontal sementara pada perletakan rol hanya dapat memikul gaya vertical saja. Oleh sebab itu, untuk menghitung reaksi yang terjadi kita mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk B adalah Nol, maka :
Proses penyelesaian kasus ini tidak berbeda dengan dua kasus di atas, dengan syarat kita harus memproyeksikan gaya – gaya yang membentuk sudut menjadi gaya vertical dan gaya horizontal. Untuk melakukan perhitungan, kita melihat tumpuan pada ke dua perletakan yang dianggap sebagai Sendi (A) dan Rol (B). Perlu dipahami bahwa sendi dan rol tidak dapat memikul momen. Perletakan sendi dapat memikul dua gaya yang terjadi, yaitu gaya vertikal dan horizontal sementara pada perletakan rol hanya dapat memikul gaya vertical saja. Oleh sebab itu, untuk menghitung reaksi yang terjadi kita mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk B adalah Nol, maka :
∑MB = 0
Lankah berikutnya adalah : semua gaya yang bekerja pada balok dimomenkan
ke perletakan B harus Nol, (kita sepakati arah putaran searah jarum jam) maka :
RAv.L – P1(L-a) – P2(L-b) – P3 Sinα(
L-c) = 0
P1(L-a) – P2(L-b) –
P3 Sinα( L-c)
RA = -------------------------------------------------
L
Atau, dapat juga sebaliknya, untuk menghitung reaksi yang terjadi kita
mulai bergerak dari nilai momen yang terjadi di titk A adalah Nol, (kita
sepakati arah putaran searah jarum jam) maka :
∑MA = 0
-RB . L + P2.b + P1.a+ P3 Sinα .( c ) = 0
P2.b + P1.a+ P3 Sinα .( c )
RB = --------------------------------------
L
Dimana :
RA = Reaksi Perletakan di titik A
RB =
Reaksi Perletakan di titik B
a =
Jarak beban terpusat P1 dari perletakan A
b =
Jarak beban terpusat P2 dari perletakan A
c = Jarak beban terpusat P3 dari perletakan A
P1, P2 ,P3 =
Beban terpusat
α
=
Sudut gaya P3 dengan Bidang datar
L = Panjang bentangan
L = Panjang bentangan
Daftar
Pustaka
1.
E.L.Wilson, SAP2000® Integrated Finite Element Analysis and Design of Structures : CONCRETE DESIGN MANUAL, Computers and Structures, Inc. Berkeley, California, USA, Version 7.40 May 2000.
2. Soemoni,Ir.Prof. Ilmu Gaya Bangunan-bangunan Statis tertentu,Djambatan Jakarta 1993.
3. Karyoto, Mekanika Teknik satis tertentu,Teknik Sipil UNESA, 2013
4. Popov.,E.P. Mekanika Teknik Erlangga Jakarta 1984.
1.
E.L.Wilson, SAP2000® Integrated Finite Element Analysis and Design of Structures : CONCRETE DESIGN MANUAL, Computers and Structures, Inc. Berkeley, California, USA, Version 7.40 May 2000.
2. Soemoni,Ir.Prof. Ilmu Gaya Bangunan-bangunan Statis tertentu,Djambatan Jakarta 1993.
3. Karyoto, Mekanika Teknik satis tertentu,Teknik Sipil UNESA, 2013
4. Popov.,E.P. Mekanika Teknik Erlangga Jakarta 1984.
Komentar
Posting Komentar